Kisah Hebat Pekerja Mega Proyek Renovasi Kawasan Gelora Bung Karno

Kisah Hebat Pekerja Mega Proyek Renovasi Kawasan Gelora Bung Karno. Pada kesempatan kali ini penulis ingin berbagi cerita dari salah satu Mega Proyek Pembangunan Fasilitas Olahraga di Kawasan Gelora Bung Karno. Kita sebagai bangsa Indonesia sudah seharusnya merasa bangga dengan negara kita sendiri. Pada tahun 2018 mendatang negara kita menjadi tuan rumah untuk pesta olahraga se ASEAN yaitu ASEAN Games. 

Namun, dibalik kemegahan dan kesuksesan pemerintah dalam mempersiapkan sarana dan prasarana untuk ASEAN Games 2018 mendatang, ada sepenggal cerita yang patut dikenang jasanya. Karena kinerja mereka yang gigih dan tetap semangatlah kesuksesan pelaksanaan ASEAN games tahun 2018 yang akan datang bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. 


Mega proyek renovasi hampir seluruh kawasan Gelora Bung Karno (GBK) senilai 2,9 triliun rupiah dilakukan dalam rangka pelaksanaan perhelatan akbar ASIAN Games 2018, merupakan kerja besar yang melibatkan banyak pihak, antara lain Kementerian Sekretariat Negara dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Salah satu proyek yang sedang dalam proses pengerjaan adalah stadion renang/aquatic stadium. Stadion ini diklaim sebagai salah satu stadion renang terbesar dan terbaik di Asia dan ditargetkan selesai pada penghujung akhir tahun 2017.

Adalah Tukijo pria ramah berusia 49 tahun asal Wangon, Jawa Tengah yang terlibat dalam peran kecilnya sebagai salah seorang pekerja kasar pada megaproyek renovasi GBK. Saat ditemui, Tukijo tengah asik memasang stiker pada bangku tribun penonton stadion renang bersama kedua rekan kerjanya. Diselingi canda tawa mereka tekun bekerja. Terhitung sudah 6 bulan Tukijo meninggalkan Wangon kota tempat tinggalnya beserta istri dan ketiga anaknya, dan terlibat dalam pengerjaan stadion.

“Saya kerja apa saja yang diperintahkan mandor, saya betah kerja di sini,” kisah Tukijo (Kamis, 19/10) yang tetap tekun bekerja sambil menjawab pertanyaan penulis. Tribun stadion renang diisi 7830 bangku dengan single seat sistem dan terdapat sebanyak 800 teleskopik kursi. Stadion renang ini dilengkapi atap panel surya guna penghematan penggunaan daya listrik. Tukijo dan rekan-rekannya harus memasang satu persatu stiker nomor pada bangku tersebut dengan hati-hati dan sesuai urutan. Pekerjaan mereka selalu diawasi oleh mandor. Tukijo banyak bercerita dengan logat dialek Banyumas khas daerahnya tentang jam kerja yang ditetapkan di kawasan GBK, antara lain mereka sudah harus mulai bekerja pukul 08.00 pagi hingga 16.00 dan jika lembur bisa sampai pukul 22.00 malam. Meski demikian Tukijo terlihat menikmati pekerjaannya. Hanya sebulan sekali ia pulang ke Wangon bertemu anak istrinya, bahkan ia pun telah memiliki 2 orang cucu di kampung halamanmya.

Lain Tukijo, lain pula dengan Warno. Warno masih berusia muda yakni 29 tahun dan berasal dari daerah yang sama dengan Tukijo, yakni Wangon. Warno pemuda lulusan Sekolah Menengah Pertama ini terlihat gesit dan cekatan dibanding rekan-rekan lainnya. Ia melompat dari barisan bangku depan dan belakang depan cepat. Ia mampu menempel stiker ke lebih banyak bangku sekaligus. Metode kerjanya rapi dan terarah. Dan mengerjakan pemasangan stiker dengan terampil. Warno tak banyak bicara, ia hanya sesekali melempar senyum ke rekannya lalu kembali asik bekerja. Para pekerja ini menggunakan lap kering untuk membersihkan bangku dan menekan stiker agar menempel kuat pada bangku. Selain Warno dan Tukijo terdapat pula Saifudin, pria paruh baya berusia 50 tahun, yang terlihat sedikit melambat dan hati-hati dalam memasang stiker pada bangku penonton stadion renang. Sama halnya dengan Warno, Saifudin tak banyak bicara, ia hanya patuh mengikuti perintah mandor. Para pekerja ini mengaku memperoleh informasi dari sesama rekan pekerja lain untuk bisa bekerja di kawasan renovasi GBK. Masing-masing wahana olahraga memiliki target waktu pekerjaan yang berbeda namun singkat, mengingat perhelatan akbar ASIAN Games hanya tersisa hitungan bulan saja.

Stadion renang/aquatic stadium terdiri atas 4 wahana yang diperuntukkan bagi olahraga polo air, olimpic pool, kolam platform diving, dan kolam warming up. Menggunakan semi indoor berstandar internasional dan bersertifikat FINA dengan sky pool sistem dan 24 jam UV filtering sistem.

Selain stadion renang, terdapat pula Stadion Utama atau yang disebut Smart Stadium Gelora Bung Karno karena memiliki spesifikasi canggih yang dapat dilihat pada laman resmi gbk.id. Spesifikasi tersebut antara lain memiliki high speed wifi pada indoor maupun outdoor stadion, sistem tiket digital, pintu otomatis untuk keadaan darurat, dll. Selain itu juga Menggunakan sistem keamanan dengan kualitas terbaik 7K CCTV yang bisa mengenali wajah, kegaduhan dll., dan menggunakan 3 lapis sistem keamanan. Memiliki 78000 bangku dengan tipe flip up yang mampu menahan beban hingga 250 kg. Pada bangku podium utama terdapat 2 lantai bangku VVIP dan Royal Box yang diperuntukkan bagi para Kepala Negara dan keluarga, yang menggunakan dinding kaca anti peluru. “Sudah diuji coba dan terbukti aman,” ungkap Novi selaku Humas GBK pada Kamis (19/10) di Jakarta.

Dengan segala kecanggihan fasilitas pada seluruh kawasan Gelora Bung Karno, termasuk lapangan tenis, panahan dll, sebagai anak bangsa kita patut berbangga, dan sepatutnyalah kita ikut menyukseskan perhelatan ASIAN Games 2018 di dalam negeri melalui peran kita masing-masing, seperti Tukijo dkk., ambillah peran sesuai kemampuan kita namun berguna demi menjaga nama baik, martabat, dan kejayaan Indonesia, negeri tercinta, Merdeka!! 

(Rengga Damayanti/Asisten Deputi Bidang Hukum - Humas Kemensetneg)

sumber: setneg.go.id

Related Posts

Load comments