Usia 19 Tahun Lulus UI dengan IPK Tertinggi

Lulus UI di Usia 19 Tahun dan IPK Tertinggi
Kemala Maharani Fabrian (foto: Dok. UI)
Bangsaku.web.id - Sarjana Termuda. Lulus dari kampus Universitas Indonesia di usia 19 tahun dan meraih IPK Tertinggi adalah pencapaian yang luar biasa dan merupakan sebuah prestasi yang membanggakan yang bisa didapatkan oleh seorang mahasiswa. Pada umumnya, seorang mahasiswa bisa lulus dari suatu universitas dan memperoleh gelas sarjana pada usia 20 tahunan, bahkan ada juga yang lebih dari itu dan mendapatkan julukan mahasiswa abadi.

Kemala Maharani Fabrian yang akrab disapa Lala adalah salah satu mahasiswa Universitas Indonesia fakultas Ilmu Sosial dan dan Ilmu Politik (FISIP) yang lulus diusianya yang sekarang yaitu menginjak 19 tahun dengan IPK 3,88. Dan dinobatkan sebagai salah satu sarjana termuda di Indonesia.
Baca juga: Anak sopir truk raih gelar sarjana di Unpad dengan IPK 3,82
Sungguh prestasi yang membanggakan dan patut dicontoh oleh kalangan pelajar mahasiswa Indonesia pada umumnya. Sebab, tidak banyak pelajar yang serius dengan pendidikannya. Hal yang paling membanggakan dan kesuksesan bagi seorang pelajar adalah bisa mendapatkan nilai bagus di tempat belajarnya dan berprestasi sehingga dapat menjunjung tinggi nama orang tua dan tempat mereka belajar.

Bahkan, siapa yang menyangka bahwa riwayat pendidikan yang dialami oleh Lala sangatlah sulit dan terjal. Bayangkan saja, Profesi ayah Lala adalah seorang diplomat yang jenis pekerjaanya menuntut untuk berpindah-pindah negara, dari satu negara ke negara yang lain. Jadi, otomatis Lala harus bergonta-ganti sekolah dengan sistem pendidikan yang berbeda-beda. 

"Jadi aku tuh pindah-pindah dari kecil, dan negara terakhir yang aku tinggali adalah India. Di India, sistem pendidikannya beda. Karena di India, SMP itu jenjang pendidikan dari kelas I-X. Padahal waktu itu aku kelas VII," tuturnya disitat dari UI Update, Jumat (19/2/2016).

Kemala Maharani Fabrian lahir di kota New York pada tanggal 27 November 1996, ia menjalani masa SMP-nya di India. Namun, sebelumnya dia harus mengikuti serangkaian tes penyetaraan agar lansung diterima di kelas VII SMP pada sekolah di India.

"Di akhir kelas X, akhirnya aku pilih lanjut SMA di Indonesia karena ikut dengan orangtua yang pulang setahun sebelumnya. lagi-lagi di sini aku harus menjalani serangkaian tes supaya diterima di kelas XII," ujarnya.

Saat 14 tahun, Lala mengikuti serangkaian tes untuk dapat sekolah di Indonesia. Pada saat itu ia mengikuti 14 tes mata pelajaran, karena hasilnya bagus dan memenuhi syarat kemudian dia diterima menjadi siswi kelas XII di SMAN 66 Jakarta. 

Pada saat usianya 15 tahun, Lala sudah menjadi mahasiswa di Universitas Indonesia. Meskipun begitu, sudah banyak prestasi-prestasi yang dia dapatkan selama menempuh pendidikan di Indonesia. Diantaranya adalah peraih lulusan terbaik di SMAN 66 Jakarta, Juara III lomba PR Vaganza di Pekan komunikasi tahun 2015, Juara III Mahasiswa Berprestasi FISIP UI, delegasi Asia-Pacific Urban Youth Forum serta Asia-Pacific Urban Youth Forum, hingga peraih angka IPK tertinggi di program sarjana reguler dan paralel FISIP UI.

Di semester tiga aku mulai kerja di Fabrian School, yaitu sekolah yang didirikan oleh orangtua. Aku di sana menjadi Traineeship Nominee Manager dan Public Relations yang bertanggung jawab sebagai penerima tamu asing. Selain itu aku juga bikin crisis management plan, social media plan, dan konten website," Ujarnya. 

"Aku mau gabung di NGO, juga mau bekerja dan belajar banyak juga di corporate. Tetapi aku juga masih memiliki keinginan menjadi seorang fashion designer, itu cita-citaku dari kecil," imbuhnya.
Baca juga: Penjual Somay sukses kuliahkan anak sampai S3 ke Belanda
Setelah lulus menjadi sarjana, Lala ingin bekerja di NGO (Non-Government Organization). Dia juga ingin melanjutkan kuliah S-2 di Prancis atau Italia.

Lala berpesan, untuk menjadi yang terbaik harus berani untuk mengeksplorasi kemampuan diri. Baginya, tidak ada salahnya untuk mencoba sesuatu yang baru selama itu merupakan hal positif.

Related Posts

Load comments