Akan Ada Aturan: "Siswa Dilarang Bawa Gadget ke Sekolah" dari Menteri Yohana


Bangsaku.web.id - Larangan siswa Bawa Gadget ke Sekolah. Ada pertanyaan "Haruskah anak sekolah bawa gadget ke sekolah?", Pertanyaan tersebut tentunya patut kita perhatikan dan kita renungkan bersama segi positif dan negatifnya, karena seyogyanya anak-anak didik pergi ke sekolah tugas utama mereka adalah untuk belajar mengenai ilmu pengetahuan dan juga belajar mengenai nilai-nilai luhur dari kehidupan yang diajarkan oleh guru-guru mereka. Pada zaman dahulu, karena teknologi tidak secanggih seperti sekarang ini, anak-anak pergi ke sekolah hanya membawa buku dan uang saku. Namun, sekarang ini anak-anak kecil berangkat ke sekolah ada yang malas untuk membawa buku yang banyak, mereka lebih suka membawa tab yang besar dengan koneksi internet yang super cepat. Lantas, bagaimanakah dengan manfaat yang diperoleh anak-anak didik kita dengan membawa gadget?

Dampak penggunaan gagdet di sekolah. Manfaat gadget bagi kehidupan manusia banyak sekali, dengan membawa gadget seseorang dapat mencari informasi dengan tidak terbatas, cepat dan akurat, bahkan seseorang dapat terhubung dengan berjuta-juta orang lain dengan jarak yang tidak terbatas hanya dengan menggunakan fasilitas di media sosial yang terdapat di gadget. Namun, kembali lagi apakah kemudahan-kemudahan tersebut diperlukan oleh anak-anak yang belum dewasa dan masih menjalani masa-masa belajar dan masa dimana mereka menerima ilmu-ilmu baru di dalam kehidupannya. Apabila ilmu-ilmu yang ia dapatkan berkaitan dengan informasi baik dan berguna bagi anak didik, maka ia akan jadi orang dengan kepribadian baik, namun jika informasi-informasi yang masuk adalah informasi kurang baik, maka bisa merusak mental anak. 


Anak-anak kecil yang sedang belajar perlu adanya kontrol mengenai segala sesuatu baik barupa informasi maupun tindakan yang berkaitan dengan kehidupannya, karena jika kita mengarahkan dan mengajari anak mulai dari kecil itu lebih mudah daripada mereka sudah terlanjur dewasa dan liar, akhirnya susah diarahkan. 
Baca Juga: Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak
Realita yang terjadi di lingkungan kita, anak-anak sekolah zaman sekarang ini banyak sekali yang fasilitasi gadget oleh orang tuanya, bahkan tidak tanggung-tangung, gadget yang harganya tergolong fantastispun diberikan kepada anaknya yang masih berada di sekolah dasar. Entah karena alasan gengsi atau supaya anaknya bisa mengakses informasi yang dibutuhkan disekolah, mereka memberikan gadget kepada anaknya untuk dibawa ke sekolah. Padahal, sebenarnya gadget lebih sering digunakan oleh anak-anak untuk bermain game, baik game online maupun offline di sekolah, serta melihat video di youtube. Padahal, sebenarnya kegiatan-kegiatan semacam itu sangat tidak dianjurkan jika dilaksanakan di sekolah. Karena sekolah adalah tempat belajar dan menimba ilmu, jikalau ada permainan, hanya permainan yang memberikan efek positif yang akan diberikan oleh guru, bukan permainan yang disajikan oleh game online di gadget. 
Baca Juga: Peran orang tua dalam memproses terbentuknya kemandirian anak 
Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohanna Yembise dalam acara deklarasi mengakhiri kekerasan perempuan dan anak di Gelora Bung Karno (GBK) Minggu (14/2/16) mengatakan, bahwa Dia akan membuat peraturan untuk melarang anak-anak membawa HP dan Gadget ke sekolah. "Anak harus dijaga dari media sosial serta gadget, Saya akan membuat peratuaran bersama para menteri, yakni melajarang anak membawa HP dan gadget ke sekolah." Ungkap Yohana.

"Maraknya pornografi yang jadi isu nasional harus menjadi perhatian orangtua, guru serta semua pihak yang berkepentingan," tambahnya. Pelarangan tersebut dilakukan agar dapat menjaga anak dari dampak negatif pornografi. Pelarangan membawa gadget ke sekolah rencananya akan diberlakukan untuk siswa mulai tingkat TK hingga SMA atau sederajat. Yohanna menilai anak-anak tidak baik jika menggunakan gadget secara berlebihan, ada batasan khusus untuk anak dalam menggunakan gadget. "Dua jam sehari. umur 0-18 tahun harus diperhatikan hingga tingkat SMA," pungkas Yohana seperti yang dilansir dari okezone

Yohana menilai, peraturan palarangan tersebut dibuat agar membuat pribadi anak menjadi lebih baik serta untuk membentuk generasi yang berkualitas guna mendapatkan masa depan yang baik. Karena merekalah masa depan bangsa, kita harus menyiapkan mereka dari sekarang. 

Related Posts

Load comments