Indonesia-Prancis tingkatkan kerja sama inovasi diberbagai bidang


Indonesia-Prancis sepakat tingkatkan pertukaran mahasiswa dan ilmuwan muda - Setelah sebelumnya Indonesia kedatangan tamu dari Arab, kali ini tamu yang datang dan disambut langsung oleh Presiden Joko Widodo adalah Francois Hollande, Presiden Prancis yang akan melakukan perjanjian. Dan telah sepakat akan melakukan perjanjian diberbagai bidang termasuk perguruan tinggi. Sebenarnya ini adalah sejarah baru bagi Indonesia setelah 30 tahun silam tidak pernah melakukan perjanjian dengan Prancis.

Penandatanganan salah satu perjanjian yang dilakukan oleh Christophe Sirugue, Menteri Muda Bidang Industri, Digitalisasi, dan Inovasi Prancis bersama dengan Mohammad Nasir, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) adalah perjanjian di bidang iptek dan pendidikan tinggi. Nasir juga menambahkan bahwa perjanjian dibidang ini sangatlah strategis karena iptek dan inovasi sangatlah memiliki hubungan erat.

"Penandatanganan perjanjian ini merupakan momentum kebangkitan kerja sama iptek, inovasi, dan pendidikan tinggi antara kedua negara," katanya pada Rabu (29/3/2017), dikutip dari Okezone.com.

Banyak poin-poin penting yang berhubungan dengan perjanjian ini. Beberapa diantaranya adalah pertukaran mahasiswa, dosen, trainee, dan ilmuwan muda yang akan memberikan pengaruh besar bagi kemajuan pendidikan tinggi di Indonesia. Prancis juga akan membantuk memajukan pendidikan vokasi dengan kunjungan staf ahli dan pakar.

Untuk peningkatan program pendidikan tinggi di Indonesia dan yang berhubungan dengan gelar sarjana, dengan ini kedua negara akan meningkatkan komunikasi untuk proses pengakuan akademik bagi sarjana dan diploma. Dan untuk peneliti diharapkan bisa melakukan kerja sama untuk membuat proyek dan program penelitian atau inovasi untuk.

Baca juga Ini keuntungan yang didapat ketika kuliah di luar negeri 

Tidak hanya dibidan itu saja tapi kerja sama inovasi juga akan dilakukan dalam bidang prioritas, pangan, energi, kesehatan, transportasi, maritim, humaniora dan ilmu sosial antar kedua negera.

"Sedangkan di sektor pendidikan tinggi kerja sama diintensifkan di bidang pembelajaran dan pengajaran, teknologi pembelajaran inovatif, dan pengakuan bersama tentang gelar akademik dan diploma, serta pertukaran informasi tentang sistem pendidikan dan kurikulum yang sesuai dengan peraturan berlaku di masing-masing negara," tutup Nasir.

Related Posts

Load comments