Cara belajar matematika yang menyenangkan


Matematika bukan pelajaran yang menakutkan - Matematika adalah salah satu pelajaran yang sampai sekarang masih sangat sedikit peminatnya. Maka dari itu Tevan Adi satria menciptakan media pembelajaran baru yang bisa digunakan untuk menarik peminat untuk belajar matematika. Dalam hal ini media yang digunakan adalah teknologi digital yang digabungkan dengan literatur konvensional yang dijadikan sebuah buku elektronik yang juga dilengkapi dengan video ilustrasi.

Berkat aplikasi yang dibuatnya mahasiswa semester enam jurusan pendidikan matematika, Universitas Guru Republik Indonesia (PGRI) Semarang ini bisa mendaptkan peringkat ketiga kompetisi buku elektronik se-Asia Tenggara yang digelar oleh South Easst Asian Minister of Education Organization Regional Open Learning Center (SEAMOLEC) yang diadakan pada Februari lalu. Seperti yang dikatakan Tevan pada akhir pekan lalu "Selama ini matematika tidak diajarkan secara membumi sehingga terkesan rumit dan abstrak. Perlu cara belajar yang inovatif untuk mengubah anggapan itu," dikutip dari Kompas.com.

Buku yang berjudul Pemahaman Inti Dasar (Pintar) yang berisi tentang bangun ruang sisi lengkung untuk kelas IX SMP. Dapat didownload melalui ponsel atau komputer.

Tevan adalah anak sulung dari pasangan suami istri Stefanus Wahyudi - Sugiarti. Dia adalah mahasiswa dari jurusan matematika yang juga mempelajari tentang Teknologi Informasi (TI) dan seluk beluk media pembelajaran berbasis digital yang baru dipelajarinya diawal tahun 2016. Buku pemahaman Inti Dasar (Pintar) bukanlah buku pertamanya, sebelumnya dia juga pernah membuat buku dengan tema geometrik transformasi tentang rotasi dan refleksi untuk tampilan ponsel.

Tindakannya tidak hanya sampai sini saja untuk mengajak anak-anak menyukai matematika, dia juga membukan jasa bimbingan belajar matematika untuk tingkatan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Bahkan dia juga pernah magang menjadi guru di salah satu SMP di Semarang selama dua minggu.

Dari pengalaman tersebutlah dia dapat menyimpulkan bahwa nilai matematika dari siswa masih dibawah standart sekolah. Dan banyak siswa yang menganggap pelajaran matematika sangat sulit dan tidak mudah dipahami karena dianggap tidak realistis dan membuat bosan.

Baca juga 3 permasalahan utama pendidikan Indonesia

Apalagi ketika siswa bertemu dengan materi matematika yang cukup komplek maka tingkat kemalasan siswa untuk belajar matematika semakin meningkat. Hal ini membuat Tevan merasa tertantang untuk bisa memberikan cara belajar baru yang lebih membuat para siswanya tidak bosan dan bisa menganggap matematika bukan pelajaran yang sulit. "Yang pertama saya dapati, siswa lebih senang menonton ketimbang mendengarkan. Karena itu, saya mencoba sisipkan video ilustrasi dari kehidupan sehari-hari," katanya.

Dalam buku yang dibuat Tevan sudah tercantum materi belajar, video animasi, contoh soal, filsafat matematika. Sehingga siswa tidak merasa bosan ketika bertemu dengan pelajaran matematika yang selama ini dianggap rumit dan sangat membosankan.

Related Posts

Load comments