Tips Menjelaskan masalah Terorisme ke Anak Didik

Terorisme di Indonesia - Akhir-akhir ini negara Indonesia digemparkan oleh teror bom oleh sekelompok orang yang kurang bertanggung jawab dan tidak bisa di bilang sebagai warga negara yang baik. Bom yang meledak di depan gedung Sarinah dan juga terjadi atraksi baku tembak pihak peneror dengan polisi yang akhirnya karena tersudut, terotisme tersebut meledakkan bom yang ada pada dirinya sehingga kedua mati, seperti yang terlihat dalam tayangan video yang banyak sekali beredar di dunia maya ataupun ditelevisi yang sejatinya sering kali dilihat oleh orang banyak dan tidak hanya orang dewasa saja, terkadang ketika orang tua melihat kabar terotisme di dalam rumah secara tidak sengaja anak-anak kita yang ada dirumah otomatis melihatnya dan pasti mereka penasaran dan mencoba bertanya-tanya tentang masalah terotisme tersebut. Ditambah lagi ada sebagian anak-anak kecil yang sudah mengenal game atau permainan tembak-tembakan atau kegiatan peledakan bom di video game. 

hati-hati memberikan penjelasan ke anak

Sebaiknya dalam menyikapi hal tersebut tadi, Orang tua ataupun Guru sebagai pemberi informasi bagi perkembangan menuju kedewasaanya haruslah berhati-hati dalam membicarakan masalah kejahatan teroris kepada anak-anak. ini agar tidak timbul salah paham dan penafsiran dari anak-anak kita. Karena jika sampai mereka salah menafsirkan kejadian tersebut dan akhirnya mereka masih penasaran dan rasa keingintahuannya tidak terbendung sehingga mencoba mencari informasi di Internet, apabila informasi yang mereka dapatkan ternyata adalah informasi yang salah, maka anak-anak kita bisa terjerumus dalam hal yang tidak benar. 

Baca Juga:

Untuk memudahkan pemahaman dini dan tidak salah tafsir, ada beberapa panduan untuk mempermudah guru dan orang tua selaku pihak yang selalu mendidik anak-anak dalam proses menuju kedewasaan. Panduan ini diharapkan bisa menjadi contoh bagi orang tua dan guru dalam mendampingi anak-anak kita bila terjadi peristiwa lain, yang dapat berdampak pada anak-anak, tidak hanya soal kejahatan terotisme berupa peledakan bom, namun masih banyak kegiatan terorisme lainnya.

Berikut ini adalah panduan singkat bagi guru dan orang tua ketika membahas maslah terorisme dengan anak-anak maupun peserta didiknya.

Yang harus dilakukan guru;
  1. Sediakan waktu bicara pada siswa tentang kejahatan terorisme. Siswa sering menjadikan guru tempat mencari informasi dan pemahaman tentang apa yang sedang terjadi.
  2. Bahas secara singkat apa yang terjadi, meliputi fakta-fakta yang sudah terkonfirmasi. Jangan membuka ruang terhadap rumor, isu dan spekulasi.
  3. Beri kesempatan siswa untuk mengungkapkan perasaannya tentang tragedi/kejahatan yang terjadi. Nyatakan dengan jelas rasa duka kita terhadap para korban dan keluarganya.
  4. Arahkan rasa kemarahan pada sasaran yang tepat, yaitu pada pelaku kejahatan, bukan pada identitas golongan tertentu yang didasarkan pada prasangka.
  5. Kembali pada rutinitas normal. Terorisme akan sukses apabila mereka berhasil mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan kehidupan kebangsaan kita.
  6. Ajak siswa berpikir positif. Ingatkan bahwa negara kita telah melewati banyak tragedi dan masalah dengan tegar, gotong-royong, semangat persatuan dan saling menjaga.
  7. Ajak siswa berdiskusi dan mengapresiasi kerja para polisi, TNI dan petugas kesehatan yang melindungi, melayani dan membantu kita di masa tragedi. Diskusikan lebih banyak tentang sisi kesigapan dan keberanian mereka daripada sisi kejahatan pelaku teror.‎

Sedangkan buat orang tua diharapkan dapat melakukan serangkaian hal berikut ini kepada anak-anak:
  1. Cari tahu apa yang mereka pahami. Bahas secara singkat apa yang terjadi, meliputi fakta-fakta yang sudah terkonfirmasi, ajak anak untuk menghindari isu dan spekulasi.
  2. Hindari paparan terhadap televisi dan media sosial yang sering menampilkan gambar dan adegan mengerikan bagi kebanyakan anak, terutama anak di bawah usia 12 tahun.
  3. Identifikasi rasa takut anak yang mungkin berlebihan. Pahami bahwa tiap anak memiliki karakter unik. Jelaskan bahwa kejahatan terorisme sangat jarang, namun kewaspadaan bersama tetap perlu.
  4. Bantu anak mengungkapkan perasaannya terhadap tragedi yang terjadi. Bila ada rasa marah, arahkan pada sasaran yang tepat, yaitu pelaku kejahatan. Hindari prasangka pada identitas golongan tertentu yang didasarkan pada prasangka.
  5. Jalani kegiatan keluarga bersama secara normal untuk memberikan rasa aman dan nyaman, serta tidak tunduk pada tujuan teroris mengganggu kehidupan kita. Kebersamaan dan komunikasi rutin sangat penting untuk mendukung anak.
  6. Ajak anak berdiskusi dan mengapresiasi kerja para polisi, TNI dan petugas kesehatan yang melindungi, melayani dan membantu kita di masa tragedi. Diskusikan lebih banyak tentang sisi kesigapan dan keberanian mereka daripada sisi kejahatan pelaku teror.

Related Posts

Load comments