Para Guru Honorer di Daerah ini Terancam tak Gajian pada tahun 2016

Guru Honorer Terancam tidak Gajian - Informasi ini adalah informasi yang kurang menyenangkan bagi tenaga honorer khususnya para guru honorer yang dalam kenyataannya selama ini mereka hanya mendapatkan upah dari mengajar di bawah dari UMK daerahnya. Bermacam-macam upah yang diterima oleh para guru honorer di setiap sekolahan, tergantung sekolahannya, jika mereka mengajar di sekolah yang lumayan besar, maka biasanya gaji guru honorernya juga lumayan besar, tetapi ada juga yang mendapatkan hanya beberapa ratus ribu saja, bahkah ada yang jumlahnya tidak cukup untuk makan satu bulan, lantas bagaimana mereka mencukupi kehidupan sehari-hari, biasanya mereka yang bekerja sebagai guru honorer tinggal satu rumah dengan orang tuanya, jadi biaya hidupnya bisa tersokong oleh keluarganya. Tapi apa jadinya jika nasib guru honorer yang belum membaik itu kini diterpa isu bahwa mereka tidak akan mendapatkan gaji, simaklah informasi berikut;

Demo guru honorer di jakarta

SIMALUNGUN – Fraksi PDI Perjuangan di DPRD Simalungun mendorong penghapusan anggaran Rp 96 miliar untuk gaji ribuan honorer dari Rancangan APBD 2016. Menyikapi hal tersebut, beberapa honorer di jajaran Dinas Pendidikan Simalungun berharap DPRD Simalungun jangan serta merta mencoret anggaran untuk honorer. Pasalnya, tenaga ribuan guru honorer di Simalungun sangat dibutuhkan di sekolah negeri, terutama sekolah dasar (SD).

Baca Juga: Cara Mengajukan Tunjangan Fungsional Guru Honorer tahun 2016

"Banyak SD yang kekurangan guru, bahkan banyak SD yang hanya diasuh dua-tiga guru PNS. Sementara ada enam ruang kelas yang harus diajar, untuk kelas 1-6," kata Boru Sinaga, salah seorang guru honorer SD di Kecamatan Panei.Dijelaskan, walau honorer mengajar di SD tidak mencukupi, namun mereka tetap bertahan karena sudah bercita-cita sejak awal ingin mengabdikan ilmu jadi guru.

Hal senada disampaikan Boru Saragih, honorer guru SD di Kecamatan Raya. Menurutnya, menghapus gaji untuk honorer akan mengancam keberadaan mereka. Sebagai wakil rakyat, anggota DPRD Simalungun juga harus mempertimbangkan kerja keras para honorer selama ini.

"Mau dikemanakan kami guru honorer ini? Lalu solusi kekurangan guru yang ada selama ini, DPRD mau buat apa? Mereka mau mengajar dengan gaji Rp1,5 juta itu. Memang mereka itu berapa orang? Sementara guru yang kurang mencapai ribuan di SD di Simalungun. Belum lagi yang di SMP dan SMA sederajat," katanya.

Dijelaskan, kenaikan honor menjadi Rp1,5 juta mereka terima satu tahun terakhir. Sementara tahun sebelumnya hanya Rp1 juta.

"Kami berharap DPRD tidak bermain-main dengan masa depan anak-anak di Simalungun. Jika gaji untuk honorer dihapus, pendidikan di Simalungun terancam," katanya.
sumber: jpnn.com

Related Posts

Load comments